-
Film dari buku "Habibie dan Ainun" ditayangkan pada 20 Desember 2012, menjadi dilema, inspirasi cinta abadi bagi pecinta film Indonesia. Bagaimana kualitas sebuah cerita cinta indah "habibie Ainun" yang diangkat ke layar lebar menjadi daya tarik untuk review fim Habibie Ainun teresbut. Ada tersirat makna di balik film Habibie Ainun bisa menjadi pelajaran dan renungan kisah cinta di akhir tahun 2012.
Ini adalah kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan hatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. So sweet..
Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya.
Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman.
Alur terus maju, hingga masuk peristiwa-peristiwa seperti saat Habibie mulai membangun pesawat terbang N250 yang diberi nama Gatotokoco, menjabat Menteri Negara Riset dan Teknologi, menjadi wakil presiden, dan akhirnya menjadi presiden. Menggantikan rezim Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun. Mengubah orde baru menjadi reformasi.
Namun, menjabat sebagai presiden memang bukan hal mudah. Habibie menjadi orang yang super sibuk dari biasanya. Bahkan ia seperti tak berkawan dengan kata istirahat. Satu dialog yang saya suka dari Ibu Ainun ketika menasihati suaminya, "Gimana kamu mau memimpin 200 juta orang kalau kamu nggak bisa mimpin tubuh kamu sendiri."
Namun akhirnya Habibie pun mundur dari jabatannya. Setelah mundur ia bisa menemukan keadaan yang lebih tenang. Menikmati kembali momen-momen berdua yang romantis bersama Ainun di Jerman.
Namun, momen bahagia itu tak berlangsung lama, Ainun yang divonis terkena kanker ovarium, terpaksa harus dioperasi dan dirawat di salah satu rumah sakit di Jerman. Namun, di saat sakitnya Ainun, beliau masih memikirkan Habibie untuk selalu meminum obatnya secara rutin karena beliau menderita TBC. Hingga akhirnya, Ainun pun meninggal di Jerman, dan jasadnya dimakamkan di Indonesia.
Sebuah film yang diangkat dari sosok nyata tentu saja dibumbui cerita cinta yang romantis untuk memikat para penonton. Dan memang kisah cinta abadi yang romantis tersebut bisa menjadi sosok inspirasi, terutama untuk kisah cinta pasangan yang sudah menikah.
Judul : Habibie & Ainun
Pemain : Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari
Sutradara : Faozan Rizal
Produser : Dharmoo Punjabi, Manoj Punjabi
Produksi : MD Pictures
Untuk pemeran Habibie, yaitu Reza Rahadian, memang pas. Walaupun memang secara postur tubuh sangat tidak mirip. Pak Habibie yang bertubuh tak terlalu tinggi, sebaliknya dengan Reza. Tapi raut wajah, cara berjalan, cara berbicara Pak Habibie, bisa Reza perankan dengan sangat baik.
Sedangkan pemeran Ibu Ainun adalah Bunga Citra Lestari alias BCL. Di sini juga ia bisa perankan dengan cukup baik. Walaupun BCL terlalu modis di era itu menurut saya. Tapi cantiknya emang nggak mati deh. By the way, ada sedikit keganjalan menurut saya, yaitu saat peluncuran pesawat Gatotkoco. Di situ, BCL memakai sunglasses. Entahlah, sunglasses yang dipakainya itu terlalu modern untuk tahun '90an. Tapi overall, akting BCL di sini juga cukup bagus. Selain itu, dia juga mengisi soundtrack di film ini dengan suranya yang merdu.
Ada lagi yang kurang sreg buat saya di film ini. Promosi dari sponsornya itu loh terang-terangan banget. Mirip sama film Di Bawah Lindungan Ka'bah. Kalau film ini promosi banget Gery Chocolatos sama kosmetik Wardah. Nggak salah sih sebenernya, tapi ngeliatnya jadi maksa banget. Jadi mengurangi keindahan di film ini.
Well, overall film ini cukup layak ditonton. Cukup bisa menguras air mata. Walaupun ada hal-hal yang bikin kecewa juga.
Kata-kata indah dari Habibie untuk Ainun
Mereka mengira akulah kekasih terbaik untukmu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang membuatku menjadi kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal kecenderungan untuk mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia. Kau ajarkan arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Tags:
Movie