Biografi Jenderal A.H Nasution


Biografi Jenderal A.H NasutionJenderal Besar TNI Purn Abdul Haris Nasution adalah salah satu Pahlawan Nasional yang ikut serta dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Profil A.H Nasution adalah orang yang lolos dari peristiwa G30S PKI yang membunuh 7 perwira pimpinan TNI-AD. Salah satu Pahlawan saksi sejarah kemerdekaan Indonesia, kepemimpinan Orde Lama (Presiden Soekarno), kepemimpinan Orde Baru (Era Soeharto) dan masa reformasi.

Biodata Jenderal Abdul Haris Nasution

Nama: Abdul Haris Nasution
Pangkat: Jenderal Bintang Lima
Lahir : Kotanopan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918
Meninggal: Jakarta, 6 September 2000
Agama : Islam
Istri: Ny Johanna Sunarti

Dalam peristiwa penculikan G30S PKI A.H Nasution merupakan salah satu tokoh yang menjadi sasaran utama, namun berhasil kabur. Namun yang menjadi korban adalah putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean salah satu dari 7 pahlawan Revolusi Indonesia.

Sejarah militer 
Tahun 1940, ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan bagi pemuda Indonesia, ia ikut mendaftar. Ia kemudian menjadi pembantu letnan di Surabaya. Pada 1942, ia mengalami pertempuran pertamanya saat melawan Jepang di Surabaya. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Nasution bersama para pemuda eks-PETA mendirikan Badan Keamanan Rakyat. Pada Maret 1946, ia diangkat menjadi Panglima Divisi III/Priangan. Mei 1946, ia dilantik Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Pada Februari 1948, ia menjadi Wakil Panglima Besar TNI (orang kedua setelah Jenderal Soedirman). Sebulan kemudian jabatan "Wapangsar" dihapus dan ia ditunjuk menjadi Kepala Staf Operasi Markas Besar Angkatan Perang RI. Di penghujung tahun 1949, ia diangkat menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

A.H Nasution terkenal ahli perang gerilya
Saat perang Revolusi Kemerdekaan I (1946-1948), TNI bahu membahu bersama rakyat melakukan perang gerilya atau disebut perang rakyat. Dan TNI bersama rakyat mendapat kemenangan berhasil mengusir penjajah Belanda yang mau menjajah Indonesia kembali.  Saat itu A.H Nasution diberi wewenang memimpin Divisi Siliwangi. Pak Nas menarik kesimpulan berharga lagi bahwa karena rakyat mendukung sepenuhnya maka perang bisa dimenangkan oleh TNI bersama rakyat. Hal ini kemudian diterapkan dalam perang revolusi Kemerdekaan II dimana beliau saat itu menjadi Panglima Komando Jawa (1948-1949).

Sebagai seorang tokoh militer, Nasution sangat dikenal sebagai ahli perang gerilya. Gagasan perang gerilya dituangkan dalam bukunya yang fenomenal, Fundamentals of Guerrilla Warfare. Selain diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, karya itu menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite militer dunia, West Point, Amerika Serikat. Orde Baru yang ikut didirikannya (walaupun ia hanya sesaat saja berperan di dalamnya) telah menafsirkan konsep dwifungsi ABRI ke dalam peran ganda militer.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama